Kenapa? karena dalam fikiran mereka dokter merupakan profesi mulia dengan kemanan finansial serta strata sosial yang tinggi, maka tak heran banyak orang tua yang berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di Fakultas Kedokteran, bahkan tak sedikit yang sampai menggadaikan rumah dan kebun nya agar si anak masuk ke FK meskipun sebenarnya si anak tidak menyukainya.
Oke, kali ini saya akan coba share proses
kuliah untuk menjadi seorang dokter, saya kutip dari buku “Dokter juga
manusia” karya dr. Iqbal Mochtar.
Pendidikan dokter merupakan pendidikan
jangka panjang, di kenal istilah long life study, karena menjadi dokter
dituntut belajar seumur hidup.
~Setelah menyelesaikan pendidikan SMU/SMA
para pelajar diharuskan bersaing ketat untuk dapat ke dalam fakultas
kedokteran (PMDK/SNMPTN/UM/dsb), kebanyakan universitas menetapkan
standar kemampuan intelektual yg cemerlang serta kesehatan fisik dan
mental yg baik.
~Setelah diterima di fakultas kedokteran, para mahasiswa akan menempuh pendidikan selama 4-5 tahun. Pada masa pendidikan ini dipenuhi jadwal kuliah dan laboratorium yang padat. Mahasiswa dituntut memiliki daya hafal yang tinggi karena hampir seluruh mata kuliah membutuhkan kemampuan menghapal, selain itu juga terdapat tugas-tugas. Tidak sedikit mahasiswa yang menyelesaikan masa pendidikan ini dalam waktu 6-8 tahun. Apabila mereka telah menyelesaikan tahap ini, maka akan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).
~Untuk menjadi dokter penuh, sarjana kedokteran masih perlu menjalani kegiatan kepanitraan klinik (coschaap) yang umumnya berkisar 2-4 tahun. Pada tahap ini mereka mulai berhadapan langsung dengan pasien di RS berupa kontak langsung, memberikan pengobatan dan tindakan pada pasien dengan persetujuan dokter senior atau dokter yang bertugas. Mereka akan berotasi dari bagian satu ke bagian lainnya dan akan menjalani ujian ketat agar dinyatakan lulus dan bisa melanjutkan ke bagian selanjutnya. Bila semua bagian telah dilalui barulah mereka mendapatkan gelar dokter umum. Tapi disini mereka belum boleh menangani pasien di praktek pribadi atau bekerja di RS.
~untuk mendapatkan surat izin praktek, maka para dokter umum ini wajib mengikuti Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI), ujian ini sangat sulit karena mencakup klinis dan materi seluruh perkuliahan. Tak sedikit yang harus mengikuti ujian berkali-kali agar lulus dan mendapatkan STR (surat tanda registrasi) untuk bahan pengajuan membuat SIP.
~Setelah diterima di fakultas kedokteran, para mahasiswa akan menempuh pendidikan selama 4-5 tahun. Pada masa pendidikan ini dipenuhi jadwal kuliah dan laboratorium yang padat. Mahasiswa dituntut memiliki daya hafal yang tinggi karena hampir seluruh mata kuliah membutuhkan kemampuan menghapal, selain itu juga terdapat tugas-tugas. Tidak sedikit mahasiswa yang menyelesaikan masa pendidikan ini dalam waktu 6-8 tahun. Apabila mereka telah menyelesaikan tahap ini, maka akan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked).
~Untuk menjadi dokter penuh, sarjana kedokteran masih perlu menjalani kegiatan kepanitraan klinik (coschaap) yang umumnya berkisar 2-4 tahun. Pada tahap ini mereka mulai berhadapan langsung dengan pasien di RS berupa kontak langsung, memberikan pengobatan dan tindakan pada pasien dengan persetujuan dokter senior atau dokter yang bertugas. Mereka akan berotasi dari bagian satu ke bagian lainnya dan akan menjalani ujian ketat agar dinyatakan lulus dan bisa melanjutkan ke bagian selanjutnya. Bila semua bagian telah dilalui barulah mereka mendapatkan gelar dokter umum. Tapi disini mereka belum boleh menangani pasien di praktek pribadi atau bekerja di RS.
~untuk mendapatkan surat izin praktek, maka para dokter umum ini wajib mengikuti Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI), ujian ini sangat sulit karena mencakup klinis dan materi seluruh perkuliahan. Tak sedikit yang harus mengikuti ujian berkali-kali agar lulus dan mendapatkan STR (surat tanda registrasi) untuk bahan pengajuan membuat SIP.
Bila dihitung-hitung, total waktu yang
dibutuhkan untuk menjalani sekolah dokter umum bervariasi anatar 6-10
tahun. Bila si mahasiswa pandai dan rajin serta ada dukungan lingkungan
yg kondusif maka ia bisa menyelesaikan tepat waktu 6 tahun, tapi bila
sebaliknya maka waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 10 tahunan.
~Setelah menjadi dokter umum, para dokter
di berikan opsi untuk mengikuti PTT sebagai sarana untuk menerapkan
ilmu dan keterampilan pada masyarakat. Dimana mereka akan ditempatkan di
puskesmas, RS, DepKes, dll. Masa bakti ini bervariasi antara 6 bulan – 3
tahun tergatung jauhnya/kategori lokasi.
~Bagi dokter yang ingin melajutkan program spesialis, maka ia harus menjalai serangkaian tes masuk sesuai bidang yang diminati. Masa pendidikan bervariasi antara 4-7 tahun.
~Beberapa dokter setelah menyelesaikan spesialis, mereka melanjutkan ke jenjang superspesialis. Dan ini membutuhkan masa pendidikan selama 2-4 tahun. Dokter seperti ini nantinya akan mendapatkan gelar konsultan, seperti dr. Anto SpPD, KGH. SpPD (spesialis penyakit dalam) sedangkan KGH (Konsultan ginjal hipertensi), artinya dokter ini telah melewati dokter spesialis penyakit dalam dengan keahlian superspesialis dibidang penyakit ginjal dan hipertensi.
~Bagi dokter yang ingin melajutkan program spesialis, maka ia harus menjalai serangkaian tes masuk sesuai bidang yang diminati. Masa pendidikan bervariasi antara 4-7 tahun.
~Beberapa dokter setelah menyelesaikan spesialis, mereka melanjutkan ke jenjang superspesialis. Dan ini membutuhkan masa pendidikan selama 2-4 tahun. Dokter seperti ini nantinya akan mendapatkan gelar konsultan, seperti dr. Anto SpPD, KGH. SpPD (spesialis penyakit dalam) sedangkan KGH (Konsultan ginjal hipertensi), artinya dokter ini telah melewati dokter spesialis penyakit dalam dengan keahlian superspesialis dibidang penyakit ginjal dan hipertensi.
Jadi bila seorang anak menyelesaikan SMA
saat usia 18 tahun dan langsung masuk Fakultas Kedokteran, maka ia dapat
menjadi dokter di usia 25-29 tahun, menyelesaikan masa PTT pada usia
28-32 tahun, dan bila melanjutkan spesialis maka akan selesai di usia
32-39 tahun.
Setelah menjadi dokter spesialis dalam usia muda, ia belum tentu dapat berproduksi maksimal (menghasilkan materi). Dokter spesialis membutuhkan waktu 3-5 tahun untuk dikenal masyarakatdan memiliki banyak pasien. Sehingga baru pada usia 35-42 tahun lah seorang dokter spesialis dapat ‘menghasilkan’. Setelah menempuh jenjang pendidikan formal seperti diatas, maka dokter dituntut untuk mengikuti pendidikan non formal untuk mengasah keterampilannya seperti seminar medis, pertemuan ilmiah, dan CME.
Setelah menjadi dokter spesialis dalam usia muda, ia belum tentu dapat berproduksi maksimal (menghasilkan materi). Dokter spesialis membutuhkan waktu 3-5 tahun untuk dikenal masyarakatdan memiliki banyak pasien. Sehingga baru pada usia 35-42 tahun lah seorang dokter spesialis dapat ‘menghasilkan’. Setelah menempuh jenjang pendidikan formal seperti diatas, maka dokter dituntut untuk mengikuti pendidikan non formal untuk mengasah keterampilannya seperti seminar medis, pertemuan ilmiah, dan CME.
Jadi bagi para orang tua yang
menginginkan anaknya bersekolah di Fakultas Kedokteran, fikirkan semua
faktor-faktor diatas dan samakan dengan antusias si anak. Karena akan
sangat disayang bila ternyata si anak tidak berminat, akan sulit sekali
baginya untuk survive selama masa pendidikan. Selain itu persiapkan diri
untuk sabar menunggu kesuksesan si anak.
Ini hanya perhitungan berdasarkan waktu,
untuk perhitungan berdasarkan masing-masing universitas menetapkan biaya
pendidikan yang berbeda. Silahkan hubungi unversitas terkait untuk
estimasi biaya yang dibutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar